Sastra Masuk Kurikulum, Ayo Terapkan Pembelajaran Berbasis Literasi!

Sastra Masuk Kurikulum, pertanda Indonesia menerapkan Pembelajaran Berbasis Literasi. Apa kelebihan dan kekurangannya?

Sastra Masuk Kurikulum, Ayo Terapkan Pembelajaran Berbasis Literasi!
Image by Freepik

Hadirnya program Sastra Masuk Kurikulum pada tahun 2024 ini menunjukkan bahwa pemerintah (Kemendikbudristek) mendorong para pendidik untuk menerapkan Pembelajaran Berbasis Literasi bagi siswa. Pembelajaran Berbasis Literasi mengajak guru untuk menggunakan buku cerita anak sebagai bahan ajar. Sehingga guru tidak perlu terpaku pada buku teks saja, namun bisa menciptakan inovasi pengajaran yang membuat siswa tertarik dan senang belajar.

Lalu, apakah Pembelajaran Berbasis Literasi ini benar-benar bermanfaat bagi siswa? PiBo akan membahas apa saja kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis Literasi:

Kelebihan

1. Lebih Menarik bagi Siswa

Penbelajaran Berbasis Literasi menekankan penggunaan literatur otentik yang lebih menarik daripada wacana dalam buku teks biasa. Wacana dalam buku teks biasanya terlalu menggurui sehingga cenderung membosankan, dibuat-buat, dan kurang hidup dibandingkan literatur otentik.

2. Memperkenalkan Aspek Sosial Budaya

Literatur otentik yang dipakai dalam Pembelajaran Berbasis Literasi dapat memperkenalkan budaya, struktur sosial, dan alur cerita yang berbeda.

3. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Pembelajaran Berbasis Literasi dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi daripada pengajaran konvensional. Melalui kegiatan diskusi setelah membaca, siswa didorong untuk berpikir secara mendalam dan berbagi pemikiran mereka mengenai sebuah cerita. Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang hanya meminta siswa memberi jawaban singkat atas pertanyaan dasar.

4. Meningkatkan Kosakata

Membaca literatur otentik dapat meningkatkan kosakata, pemahaman bacaan, kemampuan membaca, dan pertumbuhan bahasa.

5. Berpusat Kepada Siswa

Penmbelajaran Berbasis Literasi jauh lebih berpusat pada siswa, dengan guru sebagai fasilitator atau mentor, bukan sebagai pemberi materi tunggal.

Begitu banyak kelebihan Pembelajaran Berbasis Literasi ini yang tentu akan berdampak baik bagi perkembangan siswa. Namun, tentu saja pendekatan ini ada kekurangannya. Berikut ini adalah beberapa kekurangannya:

Kekurangan

1. Penerapan Lebih Sulit

Dari sudut pandang guru, mengajar dengan menggunakan pendekatan ini bisa jadi lebih sulit dibandingkan dengan pendekatan lainnya. Karena pendekatan berbasis literatur memiliki struktur yang lebih sedikit dibandingkan dengan pendekatan lainnya.

2. Guru Perlu Usaha Lebih

Karena pendekatan ini kurang banyak digunakan dibandingkan dengan bentuk pengajaran lainnya, guru sering kali menghabiskan waktu berjam-jam untuk memilih literatur yang akan digunakan, serta mengembangkan kegiatan dan evaluasi yang mencerminkan isi bacaan.

Untuk mengatasi kekurangan Pembelajaran Berbasis Literasi ini, PiBo menawarkan solusi berupa Modul Ajar Program Literasi yang siap pakai bagi para guru tingkat TK & SD. Modul Ajar yang disediakan PiBo sudah dilengkapi dengan rekomendasi buku cerita yang sesuai dengan materi, panduan diskusi HOTS per fase, beserta contoh aktivitas tindak lanjut untuk pendalaman materi. Modul Ajar ini bisa diunduh gratis, dan langsung dipraktekkan di kelas.

PiBo mengajak guru maupun tenaga pendidik lainnya belajar berinovasi dan menerapkan Pembelajaran Berbasis Literasi, dengan menunjukkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam membuat Modul Ajar berbasis buku non teks guna meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi siswa melalui Kompetisi  Guru Literasi Inovatif (KGLI). Tersedia hadiah menarik bagi para peserta terbaik dalam kompetisi ini. Mari berpartisipasi majukan pendidikan literasi di Indonesia, daftarkan sekolahmu, raih manfaat dan hadiahnya!